Semua tujuan pendidikan yang pernah dicantumkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, mengisyaratkan kehendak adanya perubahan pada diri siswa setelah menempuh pendidikan.
Macam perubahan itu, meningkat seiring dengan jenjang pendidikan yang ada. Adapun perubahan yang diinginkan ada pada diri siswa adalah dalam bentuk kecerdasan, ketakwaan, dan keterampilan. Untuk mencapai itu, tentu saja pendidiknya pun harus yang cerdas, takwa, dan juga terampil.
Jika guru, apakah Ia menempatkan diri sebagai pendidik atau sebagai pengajar tidak cerdas, tidak takwa, dan tidak terampil, masih bisakah pendidikan disebut sebagai usaha sadar?
Bisa jadi masih bisa disebut demikian. Tapi, kesadaran yang ada ialah “sadar bahwa tujuan cerdas, takwa, dan terampil itu tidak akan tercapai.” Bahkan bisa dikatakan “telah tidak tercapai.”
Maka dari itu, hasil pendidikan sebagai usaha sadar setiap pendidik hendaklah tercermin dalam diri siswa. Dengan kata lain, hasil yang ingin dilihat ialah “siswa yang cerdas-siswa yang takwa-siswa yang terampil.”
Mari menengok ke belakang sebagai perbandingan. Jika 50 tahun yang lalu seorang siswa kelas 2 tidak hafal perkalian, maka bisa dipastikan Ia tidak akan naik kelas.
Namun sekarang, bisa di survei bahwa banyak siswa yang tidak hafal perkalian, telah bisa duduk nyaman bahkan di kelas 6.
Jika 50 tahun yang lalu siswa kelas 1 belum bisa membaca, maka bisa dipastikan tidak naik kelas. Namun sekarang, malah banyak anak kelas 6 yang kepandaian membacanya masih sangat menyedihkan.
Dari fakta diatas kita bisa mengevaluasi lebih jauh. Pentingnya Mutu Sekolah Dasar. Walaupun usaha perbaikan pendidikan terus dilakukan, namun hasilnya tidak menjadi lebih baik bahkan dibandingkan 50 tahun yang lalu.
Karena, semakin ke sini usaha perbaikan pendidikan hanya melulu ditujukan kepada peningkatan mutu guru. Lewat penataran, diklat, seminar, kuliah, dll.
Di tengah situasi seperti itu, jika kita semua masih berkata bahwa dunia pendidikan kita sudah maju, alangkah dustanya kita. Kita seakan mengejar masa lalu orang lain.
Benahi dulu pendidikan dasar, jangan bikin guru stress dengan administrasi kelas. Periksa siswanya, jangan periksa administrasinya, atau sederhanakan administrasi kelasnya.
Benahi Dulu Siswa di Sekolah Dasar